Langsung ke konten utama

Hari ke-3 di Dusun Sumber

Day 3


Bangun dihari ke-3, aku sudah merasa nyaman dan betah disini. Setelah melakukan mandi dan solat, bu Hartini sudah menyiapkan sarapan untukku yaitu sayur lodeh, ayam, tempe dan tahu bacem. Menu yang sangat kusukai. Setelah selesai aku menyiapkan diri untuk kegiatanku dihari ketiga, yaitu:

1. ke candi Asu
2. ke candi Pendem
3. ke kali Senowo
4. Nonton Festifal 5 gunung

Aku berkumpul di sanggar, kemudian persiapan berangkat, kami membawa bekal yang sudah disiapkan yaitu pisang rebus.

Pengalaman di Candi Asu

ketika kami sampai di candi Asu ternyata masih belum dibuka, dan ketika kami kembali lagi setelah ke candi Pendem, tetap masih ditutup, akhirnya kami hanya duduk2 saja diluar candi dan berfoto-foto.
Aku sempet berpikir kenapa namanya candi Asu, setau ku Asu dalam bahasa jawa artinya Anjing. dirumah aku googling kenapa dinamakan candi Asu karena ternyata ada beberapa arti diantaranya karena memang disana banyak terdapat anjing berkeliaran, ada juga yang berpendapat kalau ada patung yang menyerupai anjing. kakak Jaladwara sudah menerangkan hehe tapi aku tidak mencatat dengan baik.

Pengalaman di Candi Pendem

Sampai di Candi Pendem, kami diberikan tugas untuk mencari patung yang sesuai dengan gambar yang dibagikan, ini susah sekali menemukannnya, karena bentuknya sudah tidak jelas. Sesuai namanya Pendem yang menurutku artinya terkubur, Candi Pendem memang seperti terkubur, Candi yang terletak di tengah sawah, sungguh indah pemadangannya.

Aku sempat mencatat bahwa untuk menjaga kelestarian Candi, kita jangan memegang prasasti karena bisa haus, dan pastinya jangan merusaknya.

Pengalaman di Kali Senowo

Setelah dari candi kami ke kali Senowo, untuk bisa sampai disana aku harus turun dari jembatan Jokowi, hihi.. nama jembatannya kok sama dengan nama presiden kita ya.. ternyata memang yang meresmikan jembatan tersebut adalah pak Jokowi, dan masyarakat terbiasa menyebutnya jembatan Jokowi. Segarnya melihat kali Senowo, kali nya terlihat keruh itu katanya disebabkan adanya penambangan pasir, sebelumnya kali ini terlihat jernih dan menjadi tempat bermain anak2, dan juga  sebagai irigasi sawah. 

Kami bermain-main dikali itu, baju ku basah semua, dan juga semua teman2 cowok. Aku tidak membawa ganti baju, jadi aku basah2an., yang kemungkinan besar akan kering dibadan karena cuaca yang panas. lanjut perjalanan lagi untuk nonton festival 5 gunung.


Pengalaman Nonton Festival 5 gunung.


Festival yang diadakan setiap tahun di lereng merapi, tahun ini adalah yang ke 18. Disebut 5 Gunung yaitu gunung : Merapi, Sindoro,Sumbing dan 2 lagi aku tidak catat.

Festival ini diadakan tanpa ada sponsor loh, panitia mengadakan acara ini dengan sukarela dan bergotong royong.

Acara di Festival ini seperti tarian, nyanyian, pidato, karnaval yang diikuti oleh peserta dari sekitar lereng merapi tapi juga ada daerah lain.

Karena aku tidak mengerti seni jadi aku tidak bisa menikmati acara itu. Aku lebih tertarik dengan banyaknya pedagang makanan yang banyak disekitar situ, akhirnya aku membeli beberapa makanan yang kusuka.

Aku bersama teman2 dan kakak Jaladwara ketika jalan2 ke tempat2 tersebut adalah dengan berjalan kaki, tanjakan, turunan, sawah kami lalui dengan gembira. 

Akhirnya kami pulang kerumah masing2, aku pulang mandi dan mencuci bajuku yg kotor. Lelah sekali, aku makan siang dan istirahat.

Sore hari, aku main kerumah Fatih kemudian kesanggar untuk melanjutkan tugas kelompok ku yaitu mengumpulkan informasi tentang air didusun sumber.

Kelompokku mewawancari warga, aku paling suka bertanya2 saja, aku mengadalkan dua cewek di kelompokku yang sangat rajin menulis dan pintar. Kami mewawancarai pak Mujamil, pak Untung, pak Jumadi, bu Siti, mas Tanto, Bu Karti, pak Suparjo dan pak Wit, tentang Air, tentang asal usul mengalirnya air didesa sumber, cara mengalirnya, kendalanya. 

Dari informasi tersebut kelompok kami menuangkan ke dalam Maindmap untuk kami presentasi nanti.

Malampun tiba, kegiatan malampun masih sama seperti kemarin. Kami kembali kerumah masing-masing.

Bersambung Day 4









Komentar

Postingan populer dari blog ini

Eksplorasi Pandemik

                Teman-teman, Senin, 13 April 2020 aku ikut eksplorasi pandemik yang diadakan oleh “Garasi” secara online. Salah satu syaratnya harus bisa perkalian, aku pikir akan banyak ngitung nih, karena aku kurang lancar perkalian, jadi malas ikut sebenarnya tapi kata ibu suruh coba ajah. Tepat pukul 01:00 acara di mulai semua peserta memperkenalkan dirinya masing masing. Banyak peserta yang berasal dari macam-macam daerah ada yang dari Yokyakarta, Jakarta dan lainnya. Selama berkegiatan aku di dampingi kak Meli dan kak Santi. Sebelum masuk ke permainan kami di jelaskan tentang cara bermainnya... (aku lampirkan yahh .. detailnya) Dari game ini aku merasa sangat terhibur, di saat aku lagi banyak tugas sekolah dan aku pun merasa punya temen lagi karena sudah sebulan ini aku merasa seperti di penjara. Tau ngga man-teman bahwa semua peserta di akhir game mendapatkan kode rahasia yang sama loh yaitu nol...

SAFARI RAMADHAN

 REFLEKSI BACKPACKER RAMADAN Halooo man-teman ... Pada Ramadan kali ini aku melakukan petualangan  menuju masjid Jogokaryan yang tepatnya berada di Jogjakarta. Perjalanan kali ini aku berkesempatan menjadi suka relawan Masjid bersama dengan teman-teman dari My idea school. Owh iyaa, Acara suka relawan ini adalah salah satu program Ramadhan my idea school. yang bertema safari Ramadhan.  Petualangan kali kali mungkin akan selalu membekas di pikiran ku. Mulai dari menyiapkan makanan sebanyak 3500-4000. Para warga  yang ramah dan Cramah-cramah yang seru aku memulai dan mengakhiri perjalanan pada tanggal 13 -18 Maret 2024. Dibawah ini merupakan beberapa poin refleksiku setelah mengikuti ''safari ramadhan'' ini 1  Sebutkan tradisi Ramadan yang paling berbeda di masjid Jogokarian jika dibandingkan dengan tempat tinggalmu yang paling berbeda ketika meberi takjil makanan berat sebanayak 3500 porsi, para   warga sangat antusias mebantu menyiapkan makanan.  ...

JENIS JENIS KALIGRAFI

1.        Naskh : Naskh adalah salah satu gaya kaligrafi Islam yang paling umum dan populer. Awalnya dikembangkan pada abad ke-10 oleh Ibnu Muqlah, seorang kaligrafer terkenal dari Baghdad. Naskh dikenal karena kejelasan dan kelegaannya. Itu digunakan dalam penulisan Al-Qur'an dan naskah-naskah agama Islam lainnya. 2.        Thuluth : Thuluth adalah gaya kaligrafi Islam yang elegan dan berukuran besar. Dikembangkan sekitar abad ke-7 oleh Ibnu Muqlah. Thuluth sering digunakan untuk menghiasi bangunan-bangunan Islam, termasuk masjid dan mausoleum. Gaya ini memiliki ciri khas huruf yang melengkung dan proporsional. 3.        Diwani : Diwani adalah gaya kaligrafi yang diciptakan pada abad ke-16 oleh kaligrafer Ottoman, Ibrahim Munif. Gaya ini sering digunakan dalam penulisan surat resmi dan dokumen-dokumen kerajaan. Diwani dikenal karena keanggunan dan kompleksitasnya. 4.      ...